Bahaya Daging Ayam dan Tips Memilih daging ayam yang "Tidak Menjawab"



Pada Artikel kali ini, Kuliner di solo akan membahas mengenai Isu mengenai Bahaya dibalik Daging Ayam. kita tentu tahu bahwa daging ayam telah menjadi salah satu bahan konsumsi utama di Indonesia. berbagai olahan makanan banyak menggunakan daging ayam. 

Ternyata, Daging Ayam yang kita makan menyimpan banyak cerita mengerikan. Mulai dari Daging Ayam dengan Antibiotik, Penyuntikan Hormon, Hingga Penyakit Flu burung yang telah kita ketahui bersama dapat merenggut Nyawa Manusia.

Baca Juga : Icip Makanan ini jika berkunjung di Kota ini

Bahaya tentang daging ayam ini begitu membahayakan, sepele, tapi mematikan. oleh karena itu, berbagai penanggulangan, pengetahuan dan edukasi kepada masyarakat telah dilakukan. akan tetapi ada hal yang terkesan "tidak ada gunanya". 




Pengetahuan, Himbauan hanya seolah mengembalikan lagi seluruh keputusan terhadap Konsumen. coba kita ulas satu per satu.

di lansir dari Media Mainstreim yang telah terverifikasi dewan Pers, Pernyataan mengenai bahaya Flu Burung telah di sampaikan oleh Mike Helgeson.

Menurut Mike Helgeson, CEO Gold'n Plump, salah satu produsen unggas terkemuka di Midwest, Amerika Serikat, konsumen sebetulnya dapat memberdayakan diri mereka dengan mengetahui kebenaran di balik fakta-fakta daging ayam. 

berikut pernyataannya.

“Kualitas dan kesegaran digunakan sebagai standar ayam yang baik. Namun, konsumen saat ini dipenuhi dengan kata-kata seperti antibiotik, hormon, dan bahkan flu burung,
Kebenaran dari masalah itu adalah, pasokan ayam tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi. Anda tidak perlu khawatir jika memahami bagaimana ayam diproduksi dan dapat mengidentifikasi arti bermacam-macam label pada ayam.”


Baca Juga : Penyakit yang bisa disembuhkan dengan Kacang Merah




Helgeson memberikan jawaban yang tidak menjawab sebenarnya. helgeson hanya melimpahkan kembali kepada konsumen untuk menjadi "Ahli Unggas" yang harus.

1. Menguasai bagaimana ayam di produksi. 
2. Dapat mengidentifikasi label makanan.

Konsumen ingin simple, tidak berbelit-belit, tidak menyulitkan. pada kenyataannya begitulah karakter konsumen. 
lagi pula terdapat hal - hal rumit dalam kata "Label Makanan" siapa, dan bagaimana hal tersebut "Label Makanan"  dapat di verifikasi ? di indonesia apakah berjalan dengan baik ? 

terdapat beberapa pertanyaan lain yang dilontarkan kepada Helgeson. yaitu.

Bisakah saya tertular avian influenza atau flu burung dari seekor ayam?

"Faktanya adalah, Anda tidak akan terkena flu burung dengan memakan ayam yang dimasak secara benar. Memasak ayam setidaknya 165 derajat Fahrenheit dapat memastikan bahwa ayam aman untuk dimakan."





Mayoritas Konsumen akan diam karena bingung dan takut bertanya, sebagian lagi bertanya "Maaf ..., 165 DERAJAT FAHRENHEIT itu berapa ya ????" 

kesimpulannya lagi-lagi Konsumen yang Bingung. 

Baca Juga : Makanan sehat yang sebenarnya tidak Sehat 

Saya khawatir tentang hormon pada ayam?

Di negara tertentu seperti Amerika Serikat, penggunaan hormon dinyatakan ilegal dalam produksi unggas sejak 1952, sesuai dengan peraturan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). 

Sementara di Indonesia, menurut Askam Sudin, Praktisi Perunggasan Senior dalam laman Poultry Indonesia, hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan yang mengandung hormon Diethylstilbestrol/DES dilarang diedarkan dan dipergunakan berdasarkan edaran Direktur Kesehatan Hewan pada 1983. Hormon tersebut termasuk dalam golongan obat keras.  





“Dengan demikian tidak diperbolehkan peredaran dan penggunaan hormon sebagai pemacu pertumbuhan atau penggemukan,” kata Askam seperti dilansir dalam laman Poultry Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir tentang hormon yang ditambahkan jika Anda mengonsumsi ayam dari sumber yang memiliki reputasi. 


Baca Juga : Perluas Market, Jacktar Membuka Gerai di The Park Solo

Di indonesia, Apakah kata "Di jamin"itu benar - benar menjamin ??
disaat Hakim terhormat MK membohongi Publik, di saat Dana pengadaan Al - Quran di Korupsi, disaat berbagai sistem di Indonesia "Mangkrak" seperti hambalang dan E-KTP contohnya. tetap saja akan ada bakso borak, Bakso Tikus, Nugget Celeng yang berada di Supermarket. dan tetap saja seorang biasa dapat membeli Cairan Keras untuk menyiram muka temannya dengan mudah, atau membeli obat Roxarsone (antibiotik pemercepat pertumbuhan Ayam) dengan mudah di pasar tertentu.

Benarkah ayam mengandung antibiotik?

"Peraturan ketat dari US Food and Drug Administration (FDA) dan USDA mengharuskan ayam agar disapih dari semua antibiotik sebelum pengolahan. Sehingga sama sekali tidak ada antiobiotik atau residu antibiotik dalam ayam yang Anda beli dan disajikan untuk keluarga.



Para peternak memang kerap memberikan antibiotik kepada ayam yang sakit. Antibiotika selain berperan terhadap penyembuhan dan pencegahan juga digunakan sebagai feed additive atau memacu pertumbuhan. 

Jika ternak yang mengandung redisu antibiotika dikonsumsi manusia maka kemungkinan besar akan menimbulkan masalah kesehatan. Di Indonesia, pemakaian antibiotika termasuk ke golongan obat keras yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. 
Banyak konsumen merasa khawatir dengan pemakaian antibiotika yang berlebihan pada ternak ayam. Oleh sebab itu, berdasarkan laman Food Reference banyak produsen ayam bekerja untuk menemukan cara-cara baru untuk mengurangi penggunaannya tanpa mengorbankan kualitas perawataran hewan atau produk."


Baca Juga : Waw rendang ternyata punya Gizi yang bikin Geleng-geleng Kepala 

Nah pertanyataan terakhir apakah ada yang bisa membantu menjawab ???

ya.. jawabannya simple, itu kan di AMERIKA, Hla di Indonesia ??? Sapi segede gitu saja di gelonggong tidak ada yang tahu ? tidak tahu apa tidak mau tahu ?? tidak ada aturan yang mengikat yang membuat para pelaku curang tidak bisa berkutik di Indonesia.

Jika ingin jelas mengetahui Bagaimana ayam di produksi, di olah, di kemas, dan sebagainya jawabannya cuma 1. pelihara sendiri Ayam itu. pasti tahu kualitasnya seperti apa. 

sekian. 

Comments

Popular Posts